Jangan Tiru Pendidikan Finlandia

Tim RBeBe - 13 May 2024

Tapi modifikasi! Dengan perbedaan budaya, iklim, sejarah, tingkat ekonomi, gaya hidup, suku, agama dan seterusnya, tentu tidak serta merta hal yang baik dalam pendidikan di Finlandia bisa diterapkan di Indonesia.

Walaupun Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia yang menghasilkan siswa berkualitas:

Mengajar Seperti Finland, Pendidikan Terbaik Di Dunia (Si Kutu Buku)

Finlandia termasuk negara Skandinavia yang dikenal dengan:

Hidup Santai, Sekolah & Kerja Efektif, Hati Bahagia (guru gembul)

Namun ada juga hal yang menyeramkan tentang Finlandia:

Finlandia Negara Paling Bahagia Dengan Tingkat Depresi dan Bunuh diri Tinggi (Prof. Rhenald Kasali).

Setelah melihat ketiga video diatas, kita bisa mencoba berpikir kritis untuk menyikapi pendidikan di Indonesia, contohnya:

  • Guru di Finlandia mengajar siswa dengan jumlah sedikit, sementara guru di Indonesia mengajar siswa dalam jumlah banyak. Menambah banyak guru membutuhkan usaha, proses panjang dan biaya besar.

  • Meningkatkan kompetensi guru (termasuk untuk mengajar siswa yang banyak), tidak semudah memberi pelatihan dan selesai, namun perlu ditunjang berbagai fasilitas, sistem yang baik, pembiayaan yang cukup, kerjasama, komunikasi, kepemimpinan dan seterusnya, banyak faktornya.

  • Kesejahteraan tentu juga menentukan agar guru lebih fokus dan serius dalam menjalankan profesinya serta meningkatkan kompetensinya.

  • Memberikan istirahat 15 menit setelah siswa belajar dalam 45 menit di FInlandia ditunjang dengan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana. Bila diterapkan di Indonesia yang masih banyak keterbatasan tentu perlu disikapi dengan bijak. 

  • Tidak memberikan PR di Finlandia bisa memberikan anak berkumpul dengan keluarga, menjalankan hobi dan beraktifitas positif sesuai minatnya. Bagaimana bila diterapkan dengan situasi di Indonesia, yang orangtua pulang malam (atau tidak peduli), rumah sempit, ekonomi sulit, adiksi bermain gawai dan seterusnya?

Tetap Banyak Yang Bisa Dijadikan Rujukan Dari Sistem Pendidikan di Finlandia, Dengan Modifikasi Yang Diperlukan (Sesuai Situasi & Kondisi di Indonesia), contohnya:

  • Mengajar siswa dengan jumlah yang banyak dapat disikapi dengan memanfaatkan teknologi atau sistem belajar yang dimodifikasi.

  • Meningkatkan kompetensi guru dapat awali dengan membangun mental dan pola pikir positif yang kuat berakar, sehingga faktor diri/internal dapat mengalahkan faktor eksternal (kurangnya fasilitas, tunjangan, perhatian DLL).

  • Istirahat (otak) siswa dapat diperbanyak dan dilakukan di dalam ruang kelas dengan berbagai permainan atau aktifitas seru (tebak-tebakan, bernyanyi, bercerita DLL), bila fasilitas di luar kelas kurang.

  • Memberikan PR dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru perlu cermat membaca situasi, melakukan asesmen.

Perlunya komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, pemerintah, kepala sekolah, guru, siswa sampai orangtua. Terus semangat.

(Tim RBeBe)